KB TK ISLAM

AT-TIIN

Kurikulum TK Islam AT TIIN

Kurikulum TK Islam AT TIIN

KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PAUD
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA TK ISLAM AT-TIIN
KECAMATAN TEMBALANG – KOTA SEMARANG

TEMA, RENCANA PROJEK TOPIK , SUB TOPIK PROJEK DAN WAKTU SEMESTER I dan II TK  ISLAM AT-TIIN Tahun Pelajaran 2022/2023

Kemendikbud menetapkan tema-tema projek yang perlu diterapkan pada satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tema-tema tersebut adalah: (1) Aku Sayang Bumi; (2) Aku Cinta Indonesia; (3) Bermain dan Bekerja Sama; dan  (4) Imajinasiku 

TEMA

Tema Aku Sayang Bumi

Pembelajaran pada tema “Aku Sayang Bumi” ini bertujuan untuk mengenalkan    anak pada perubahan iklim global serta bagaimana mencari solusi kreatif yang bisa dilakukan oleh anak. Tema ini sangat luas dan bisa dikembangkan menjadi beberapa topik. Pemilihan topik yang tepat dapat menginspirasi anak untuk  melakukan investigasi mendalam melalui pembelajaran berbasis projek. Dalam proses investigasinya, anak mengenali dan belajar merawat ciptaan Tuhan. Anak juga bisa berkreasi menggunakan bahan-bahan yang tidak terpakai untuk memperpanjang waktu gunanya. Guru dapat menyelenggarakan projek-projek kecil agar anak dapat bersyukur atas karunia lingkungan alam sekitar. Rasa syukur ini diwujudkan dengan menjaga kebersihan dan merawat lingkungan alam sekitarnya. Melalui projek-projek ini, diharapkan tumbuh kesadaran anak untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan. Kelak anak akan terdorong untuk mencari jalan keluar dalam mengatasi masalah lingkungannya serta dapat mempromosikan gaya hidup serta praktik kerja yang lebih berkelanjutan.

Tema Aku Cinta Indonesia

Anak-anak perlu mengenal dan mempelajari seni budaya mereka masing-masing agar mereka bangga menjadi anak Indonesia dan keberadaan seni budaya tersebut tetap lestari. Seni dan budaya daerah adalah warisan dari para pendahulu kita dan juga merupakan identitas atau ciri khas dari suatu daerah. Seni dan budaya daerah itu sendiri merupakan kekayaan bangsa yang merupakan kekuatan dan menjadi akar budaya nasional. Seperti yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara dalam buku II Kebudayaan (hlm. 90), “Kebudayaan nasional kita adalah segala puncak dan sari-sari kebudayaan daerah di seluruh kepulauan Indonesia, yang lama maupun yang baru yang berjiwa nasional.”

Salah satu dimensi dalam profil pembelajar Pancasila adalah “berkebinekaan global”. Dimensi ini akan berkembang mulai dari bagaimana setiap individu memperkuat dan mencintai budaya daerahnya masing-masing. Dengan kuatnya akar budaya di dalam masyarakat, bangsa Indonesia tidak akan kehilangan jati diri dan identitasnya untuk menjadi bangsa yang berdaulat sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Anak-anak perlu mengenal dan mempelajari seni budaya mereka masing-masing agar mereka bangga menjadi anak Indonesia dan keberadaan seni budaya tersebut tetap lestari. Tema “Aku Cinta Indonesia” ini dapat dikembangkan menjadi topik-topik yang terkait dengan kearifan lokal yang kemudian dikemas dalam pembelajaran projek yang dapat menumbuhkan rasa cinta anak terhadap bahasa dan budayanya.

Tema Bermain dan Bekerja Sama

Pembelajaran dalam tema “Bermain dan Bekerja Sama” ini bertujuan untuk mengajak anak berinteraksi dengan teman yang beragam sehingga dapat menghormati orang lain yang berbeda dengan dirinya, mampu bekerja sama, mau berbagi dan tidak membeda-bedakan teman. Anak bisa hidup rukun dan damai di mana pun dia berada. Bermain bagi anak hakikatnya sama dengan orang dewasa bekerja. Bermain dapat memberi kebahagiaan kepada anak. Kebahagiaan akan menumbuhkan kehangatan dan semangat untuk mengembangkan diri. Melalui bermain, anak mengembangkan rasa ingin tahunya, cara berpikirnya, imajinasinya, empatinya, dan akal budinya.

Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita menggunakan permainan sebagai sarana belajar dan bersosialisasi. Dalam permainan tradisional, selain bermain yang melibatkan aktivitas fisik, selalu ada unsur bekerja sama. Hal inilah yang kurang dalam permainan modern.

Topik yang dikembangkan dalam tema “Bermain dan Bekerja Sama” ini bertujuan untuk mengajak anak berinteraksi dengan teman yang beragam sehingga dapat menghormati orang lain yang berbeda dengan dirinya, mampu bekerja sama, mau berbagi, dan tidak membeda-bedakan teman. Anak bisa hidup rukun dan damai di mana pun dia berada.

Tema Imajinasiku

Melalui imajinasi dan bermain, anak belajaruntuk mengenali dunianya. Imajinasi membantu perkembangan kognitif dan sosial pada anak.

Oleh karena itu, pada tema Imajinasiku ini anak distimulasi dengan serangkaian kegiatan yang bisa membangkitkan rasa ingin tahu dan memperkuat imajinasinya.

Proses pembelajaran dengan pendekatan projek membutuhkan peran orang tuadan masyarakat. Oleh karena itu, perlu membangun kesepakatan dan kesepahaman antara orang tua dengan sekolah. Sekolah sebaiknya mensosialisasikan kepada orang tua tentang pembelajaran berbasis projek dan hal-hal apa yang perlu disinergikan antara pihak sekolah dan orang tua. Misalnya, dari segi pelibatan orang tua saat kegiatan projek untuk menjadi narasumber ataupun membantu memfasilitasi.

Dalam Merriam-Webster, imajinasi didefinisikan sebagai adalah kemampuan untuk membayangkan gambaran tentang sesuatu yang belum pernah dilihat atau dialami.

Imajinasi menjadi pintu pembuka ketika kreativitas, kecerdasan, dan kemampuan untuk berpikir yang inovatif bermula. Banyak penemuan penting di dunia ini yang berawal dari imajinasi. Penemuan pesawat terbang berawal dari imajinasi orang yang ingin bisa terbang seperti burung. Penemuan komputer pun berawal dari imajinasi bagaimana bisa memindahkan jalinan otak manusia ke dalam suatu mesin yang bisa berpikir dan memecahkan masalah. Kemudahan-kemudahan yang kita nikmati sekarang adalah hasil penemuan yang berawal dari imajinasi dan rasa ingin tahu yang terus-menerus dipupuk dan dikembangkan.

Setiap anak memiliki imajinasi yang tak terbatas, yang seringkali membuat kita terkagum-kagum. Melalui imajinasi dan bermain, anak belajar untuk mengenali dunianya. Imajinasi membantu perkembangan kognitif dan sosial pada anak. Oleh karena itu, pada tema “Imajinasiku” ini, anak distimulasi dengan serangkaian kegiatan yang bisa membangkitkan rasa ingin tahu dan memperkuat imajinasinya. Aktivitas yang bisa dilakukan, misalnya, mengamati alam semesta, mengunjungi tempat-tempat yang menarik (museum, pasar, bandara, stasiun, terminal, perpustakaan,

pameran, galeri, sentra kerajinan, taman, kantor pos, dll.), menunjukkan karya seni yang kreatif dan inovatif ataupun melihat video yang inspiratif. Melalui serangkaian pembelajaran itu, anak dapat merekayasa dan berteknologi dalam menciptakan karya yang inovatif dan kreatif.